12 September 2024

Efek Psikologis Jika Anak Sering Dimarahi: Dampak Jangka Panjang dan Solusi

Pelajari dampak psikologis yang mungkin terjadi jika anak sering dimarahi. Artikel ini mengeksplorasi efek jangka panjang pada kesehatan mental anak dan memberikan solusi untuk pendekatan disiplin yang lebih positif. sumber foto : busurmusa.com

Kabarejateng – Dalam pola asuh anak, marah merupakan respons emosional yang seringkali dianggap sebagai bentuk disiplin yang efektif. Namun, seringkali kita lupa bahwa marah tidak hanya mempengaruhi perilaku anak dalam jangka pendek tetapi juga dapat memiliki efek psikologis jangka panjang yang signifikan. Artikel ini akan membahas berbagai dampak psikologis dari sering dimarahi, serta memberikan solusi untuk pendekatan disiplin yang lebih konstruktif dan positif.

1. Dampak pada Kesehatan Mental Anak

Sering dimarahi dapat menyebabkan berbagai dampak negatif pada kesehatan mental anak. Menurut sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Child Psychology and Psychiatry, anak-anak yang sering mengalami kemarahan atau kekerasan verbal dari orang tua cenderung mengembangkan gangguan kecemasan dan depresi lebih awal. Penelitian ini menunjukkan bahwa pengalaman negatif ini dapat memengaruhi perkembangan otak anak dan mengganggu kemampuan mereka untuk mengatur emosi mereka sendiri. Anda bisa membaca lebih lanjut mengenai penelitian ini di sini.

2. Pengaruh pada Kesehatan Fisik

Selain dampak psikologis, kemarahan yang sering juga dapat memengaruhi kesehatan fisik anak. Stres kronis akibat sering dimarahi dapat menyebabkan peningkatan hormon stres seperti kortisol, yang pada gilirannya dapat menurunkan fungsi kekebalan tubuh dan meningkatkan risiko berbagai penyakit. Penelitian yang dipublikasikan dalam Health Psychology menunjukkan bahwa anak-anak yang sering terpapar stres memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami gangguan tidur, sakit kepala, dan gangguan pencernaan. Untuk detail lebih lanjut, Anda bisa membaca studi ini di sini.

3. Efek Terhadap Perilaku Sosial dan Akademik

Kemarahan yang sering juga dapat berdampak negatif pada perilaku sosial dan kinerja akademik anak. Anak-anak yang sering dimarahi cenderung menunjukkan perilaku agresif, kurang percaya diri, dan kesulitan dalam menjalin hubungan yang sehat dengan teman-teman mereka. Selain itu, mereka mungkin mengalami penurunan motivasi akademik dan performa di sekolah. Sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Educational Psychology menyatakan bahwa anak-anak yang sering mendapatkan perlakuan negatif dari orang tua memiliki skor akademik yang lebih rendah dan lebih sering mengalami masalah perilaku di sekolah. Temukan informasi lebih lanjut di sini.

4. Mengembangkan Rasa Tak Percaya Diri

Frekuensi kemarahan dan kritik yang tajam dari orang tua dapat mengembangkan rasa rendah diri dan ketidakmampuan pada anak. Anak-anak yang sering dimarahi mungkin mulai merasa tidak berharga dan tidak kompeten. Hal ini dapat menghambat perkembangan kepercayaan diri dan kemampuan mereka untuk menghadapi tantangan. Menurut sebuah studi yang dipublikasikan dalam Child Development, anak-anak yang sering mendapatkan kritik dan kemarahan dari orang tua memiliki kemungkinan lebih tinggi untuk mengalami gangguan self-esteem. Untuk informasi lebih lanjut, baca studi ini di sini.

5. Pendekatan Disiplin Positif sebagai Alternatif

Untuk mengurangi dampak negatif dari kemarahan yang sering, pendekatan disiplin positif dapat menjadi alternatif yang lebih efektif. Pendekatan ini melibatkan memberikan umpan balik yang konstruktif, menetapkan batas yang jelas, dan menggunakan teknik-teknik penguatan positif. Salah satu strategi yang bisa diterapkan adalah memberikan pujian saat anak berperilaku baik, serta menjelaskan alasan di balik aturan dan konsekuensi. Menurut American Academy of Pediatrics, pendekatan disiplin yang berfokus pada pembelajaran dan komunikasi dapat membantu anak memahami perilaku yang diharapkan dan memperkuat hubungan positif antara orang tua dan anak. Temukan panduan lebih lanjut di sini.

Kemarahan yang sering dapat memiliki dampak psikologis yang mendalam pada anak, termasuk gangguan kecemasan, depresi, penurunan kesehatan fisik, serta dampak negatif pada perilaku sosial dan akademik. Untuk mendukung kesehatan mental dan emosional anak, penting bagi orang tua untuk mempertimbangkan pendekatan disiplin yang lebih positif dan konstruktif. Dengan menerapkan strategi-strategi disiplin yang berbasis pada komunikasi dan penguatan positif, orang tua dapat membantu anak-anak berkembang dengan lebih baik dan mengurangi efek negatif dari kemarahan yang sering.

About The Author