24 Januari 2025

Bandara Dhoho Kediri Diresmikan: Langkah Baru untuk Konektivitas dan Perekonomian

6ee6fe12-4df1-493b-85a1-896f16842fcd

Bandara Dhoho Kediri resmi dibuka sebagai bandara pertama yang dibangun tanpa APBN. Proyek ini merupakan kerjasama antara pemerintah dan swasta dengan total investasi Rp 12 triliun, diharapkan bisa mendukung konektivitas dan perekonomian di Kediri. sumber foto : dephub.go.id

Kabarejateng, Kediri – Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, bersama Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi, secara resmi meresmikan Bandara Dhoho di Kabupaten Kediri, Jawa Timur. Acara ini menandai sejarah baru dalam pembangunan infrastruktur transportasi di Indonesia, karena Bandara Dhoho menjadi bandara pertama yang dibangun tanpa menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Proyek Percontohan KPBU

Menko Luhut menjelaskan bahwa Bandara Dhoho merupakan proyek percontohan pertama di Indonesia dengan skema Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) unsolicited. Dalam skema ini, inisiatif dan pendanaan berasal dari pihak swasta, dalam hal ini PT Surya Dhoho Investama, anak perusahaan PT Gudang Garam Tbk. “Inisiatif proyek ini datang dari pihak swasta dan didukung oleh pemerintah,” ujar Luhut.

Diharapkan, keberadaan Bandara Dhoho akan mengatasi tantangan pembangunan infrastruktur dengan cara yang lebih cepat dan efisien. Luhut juga menambahkan bahwa bandara ini akan meningkatkan konektivitas di selatan Pulau Jawa dan berkontribusi pada pengembangan ekonomi lokal. “Tata ruang di Kediri akan berubah dalam beberapa tahun ke depan, dan masyarakat akan lebih antusias menggunakan Bandara Dhoho untuk berpergian,” tambahnya.

Investasi Besar dari Sektor Swasta

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi menyampaikan apresiasi kepada PT Surya Dhoho Investama yang telah menginvestasikan total Rp 12 triliun untuk pembangunan bandara. “Ini merupakan kali pertama pihak swasta mendedikasikan dana sebesar itu untuk infrastruktur transportasi di Indonesia,” ungkap Menhub. Ia berharap langkah ini dapat dicontoh oleh pihak-pihak swasta lainnya di tanah air.

Potensi Penumpang dan Perjalanan Haji Umroh

Menhub Budi Karya juga menyampaikan bahwa potensi penumpang dari dan menuju Kediri sangat besar, terutama untuk perjalanan Haji dan Umroh. Ia mendorong masyarakat Kediri dan sekitarnya untuk menggunakan Bandara Dhoho yang lebih dekat daripada Bandara Juanda di Surabaya untuk perjalanan ke Tanah Suci. “Kami akan segera berkoordinasi dengan Kementerian Agama untuk mempermudah proses ini,” ujarnya.

Dampak Ekonomi dan Sosial

Bandara Dhoho diharapkan tidak hanya menjadi simbol kemajuan infrastruktur transportasi, tetapi juga membawa dampak signifikan bagi perekonomian dan kehidupan sosial masyarakat di Kediri dan sekitarnya. Menhub menekankan bahwa bandara ini akan membuka peluang bisnis baru dan menciptakan lebih banyak lapangan kerja di berbagai sektor, termasuk transportasi, pariwisata, perhotelan, dan sektor lainnya seperti pertanian dan perkebunan.

“Saya yakin Bandara Dhoho akan memberikan dampak luar biasa bagi pertumbuhan ekonomi di kawasan Kediri. Pemerintah Daerah Kediri juga diharapkan berperan aktif untuk mempromosikan keberadaan bandara ini,” pungkas Menhub.

Fasilitas Bandara Dhoho

Bandara Dhoho memiliki landasan pacu sepanjang 3.300 meter dan lebar 45 meter, yang mampu didarati oleh pesawat berjenis wide-body. Sejak soft launching pada 5 April 2024, bandara ini telah melayani lebih dari 20.000 penumpang dengan 175 pergerakan pesawat.

Usai meresmikan bandara, Menko Luhut juga melakukan groundbreaking untuk konstruksi jalan tol akses yang akan menghubungkan Bandara Dhoho dengan Kota Kediri. Keberadaan jalan tol ini diharapkan akan mempermudah masyarakat untuk menuju bandara dan sebaliknya.

#BandaraDhoho, #Kediri, #InfrastrukturIndonesia, #KPBU, #LuhutBinsarPandjaitan, #BudiKaryaSumadi, #Transportasi, #Haji, #Umroh, #EkonomiKediri

 

Sumber berita : Kemenhub RI

About The Author