Kampung Moderasi Beragama di Lereng Gunung Raung Kembangkan Budidaya Nila
Kabarejateng – Kementerian Agama (Kemenag) telah meresmikan Kampung Moderasi Beragama di Lereng Gunung Raung, tepatnya di Desa Sumberjati, Kecamatan Silo, Jember. Inisiatif ini bertujuan tidak hanya untuk memperkuat aspek keagamaan, tetapi juga untuk meningkatkan penguatan sosial ekonomi umat melalui berbagai program, termasuk budidaya ikan Nila.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Peresmian Kampung Moderasi Beragama dilaksanakan di Masjid Baitur Rahman, ditandai dengan peluncuran buku berjudul “Pelangi Damai: Petualangan Moderasi Beragama di Lereng Gunung Raung” dan peresmian keramba ikan di Daerah Aliran Moderasi (DAM). Acara ini dihadiri oleh jajaran pimpinan Universitas Islam Negeri (UIN) Kiai Haji Achmad Siddiq (KHAS) Jember, tokoh agama, dan masyarakat setempat.
Fokus pada Toleransi dan Kerukunan
Zainal Abidin, mewakili UIN KHAS Jember, menjelaskan bahwa program ini merupakan upaya untuk memperkuat toleransi antar umat beragama di Desa Sumberjati. “Kegiatan kami dimulai sejak April 2024 dengan pendampingan tentang moderasi beragama, dilaksanakan di berbagai tempat seperti kantor desa, masjid, dan gereja. Ini menunjukkan ikhtiar kami untuk menguatkan moderasi beragama di Desa Sumberjati,” ujarnya.
Pentingnya moderasi beragama di Desa Sumberjati tidak hanya terlihat dari kegiatan keagamaan, tetapi juga dari kolaborasi sosial yang terbangun melalui pengembangan ekonomi lokal. “Peluncuran keramba ikan dengan penebaran 4.200 benih ikan Nila adalah simbol integrasi aspek sosial dan ekonomi dalam moderasi beragama,” tambah Zainal.
Partisipasi Masyarakat dan Harapan ke Depan
Kepala Desa Sumberjati, Andria Suwito, mengungkapkan rasa syukur atas kepercayaan yang diberikan kepada desa mereka. Ia berharap program ini bisa terus berkembang dan memperkuat rasa kesatuan antar umat beragama. “Yang paling penting adalah kebersamaan antara umat beragama. Kita harus memupuk rasa kesatuan dan persatuan,” ungkapnya.
Camat Silo, Joni Pelita Kurniawansyah, juga memberikan apresiasi atas pemilihan Desa Sumberjati sebagai pusat kegiatan moderasi beragama. Ia menekankan bahwa kegiatan ini dapat membantu menciptakan kerukunan umat beragama yang damai dan harmonis.
Ahmad Tholabi, Kasubag TU Kemenag, menegaskan bahwa moderasi beragama adalah sebuah gerakan yang perlu dilaksanakan secara berkelanjutan untuk menghadapi keragaman agama di Indonesia. “Moderasi beragama bukan berarti menyamakan semua agama, tetapi bagaimana kita hidup harmonis dalam perbedaan,” jelasnya.
Esensi Moderasi Beragama
Dalam sambutannya, Dr. H. Khairul Faizin menekankan bahwa moderasi beragama adalah esensi dari kehidupan berdampingan secara damai di Indonesia. “Indonesia adalah rumah besar bagi berbagai agama dan kepercayaan, dan moderasi adalah kunci untuk menjaga rumah besar ini tetap kokoh dan harmonis,” katanya.
Dr. H. Shoni Rahmatullah Amrozi juga menyatakan kebanggaannya terhadap inisiatif Kampung Moderasi Beragama ini. Ia berharap program ini dapat menginspirasi daerah lain untuk menerapkan moderasi beragama dalam kehidupan sehari-hari.
Penebaran Benih Ikan sebagai Simbol Keberlanjutan
Acara peresmian diakhiri dengan peluncuran keramba ikan dan penebaran 4.200 benih ikan Nila. Ini menjadi simbol keberlanjutan program moderasi beragama yang diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi masyarakat. Melalui kolaborasi berbagai pihak, Desa Sumberjati diharapkan dapat menjadi contoh nyata bagaimana moderasi beragama dapat diterapkan dan memberikan manfaat sosial ekonomi.
Dengan kegiatan ini, Kemenag berupaya menunjukkan bahwa moderasi beragama bukan hanya isu religius, tetapi juga berkaitan erat dengan kesejahteraan sosial masyarakat. Inisiatif ini dapat menjadi model bagi daerah lain dalam menciptakan lingkungan yang harmonis dan produktif.
Tags: moderasi beragama, budidaya nila, Kemenag, Desa Sumberjati, Jember
Sumber berita : kemenag Republik Indonesia