Kisah Adipati Pragola: Tokoh dan Sejarah Kabupaten Pati
Kabarejateng – Kabupaten Pati, yang terletak di Jawa Tengah, menyimpan kisah sejarah yang menarik, terutama mengenai Adipati Pragola. Tokoh ini dikenal karena peranannya dalam konflik melawan Kesultanan Mataram pada abad ke-17. Adipati Pragola merujuk pada dua individu berbeda dalam sejarah, yaitu Pragola I dan Pragola II, yang keduanya terlibat dalam pemberontakan terhadap Kesultanan Mataram.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Adipati Pragola I: Pemberontak Pertama
Pragola I, yang dikenal dengan nama asli Wasis Jayakusuma, adalah putra dari Ki Ageng Panjawi, seorang tokoh penting dalam sejarah lokal. Ia merupakan saudara seperjuangan Ki Ageng Pamanahan. Nama “Pragola” didapatnya setelah menukar kuda miliknya dengan sapi kesayangan Panembahan Senopati, pendiri Kesultanan Mataram. Kuda Pragola memiliki kecepatan yang sangat mengesankan, membuat Panembahan Senopati tertarik untuk menukarnya.
Pragola I menggantikan ayahnya sebagai bupati Pati dan menjalin hubungan dekat dengan Kesultanan Mataram melalui kakaknya, Waskitajawi, yang menikah dengan Sutawijaya, pendiri Kesultanan Mataram. Meskipun sempat mendukung Mataram, ketegangan muncul ketika Pragola I merasa kedudukan kakaknya, Ratu Mas, terancam.
Pada tahun 1600, Pragola I memimpin pemberontakan melawan Kesultanan Mataram, menaklukkan beberapa daerah di utara Pegunungan Kendeng. Pertemuan antara pasukan Pragola dan Mataram terjadi dekat Prambanan, di mana Pragola I menolak untuk melawan keponakannya, Mas Jolang. Setelah insiden tersebut, Pragola I mundur dan membangun pertahanan di Gunung Pati hingga akhir hayatnya.
Adipati Pragola II: Pemberontakan Kedua
Wasis Jayakusuma II, atau Pragola II, adalah putra dari Pragola I. Ia menikah dengan Raden Ajeng Tulak, yang merupakan adik dari Sultan Agung. Pada masa kepemimpinannya, Pragola II meneruskan kebijakan ayahnya yang menyatakan bahwa Pati dan Mataram sederajat. Ketidakhadiran Pragola II dalam Pisowanan Agung, sebuah pertemuan penting yang diwajibkan bagi bawahan Mataram, menimbulkan ketegangan antara Pati dan Mataram.
Puncak konflik terjadi ketika Pati menyerang Jepara, yang memicu Sultan Agung untuk menyerbu Pati dari tiga arah berbeda. Pertempuran besar berlangsung dengan ribuan prajurit Mataram terlibat. Pragola II, dengan bantuan enam tumenggung dan seluruh rakyat Pati, melawan habis-habisan.
Pada 4 Oktober 1627, Pragola II wafat setelah tertusuk tombak Kyai Baru milik Sultan Agung. Ia dimakamkan di Sendang Sani. Setelah kematiannya, Sultan Agung menemui adiknya, Ratu Mas Sekar, untuk menanyakan alasan pemberontakan. Ternyata, informasi yang diterima Sultan Agung adalah berita palsu yang disebarkan oleh Patih Endranata. Patih Endranata kemudian ditangkap dan dieksekusi.
Legasi dan Pantangan
Perlawanan gagah berani Adipati Pragola II dalam melawan Mataram terus dikenang di masyarakat Pati. Pemberontakan ini meninggalkan pantangan di kalangan masyarakat Pati, yaitu larangan menikah dengan orang Mataram sebagai bentuk penghormatan terhadap perjuangan Pragola II.
Tag: Adipati Pragola,Sejarah Kabupaten Pati,Kesultanan Mataram,Pemberontakan Pragola,Sejarah Adipati Pragola I dan II
Sumberberita : PuskomPati