Konektivitas Semakin Kuat: Kinerja Sektor Transportasi 10 Tahun Pemerintahan Jokowi
Kabarejateng – Selama satu dekade pemerintahan Presiden Joko Widodo, sektor transportasi Indonesia mengalami transformasi signifikan, dengan konektivitas antar wilayah yang semakin kuat dan aksesibilitas transportasi yang meningkat. Dalam konferensi pers yang digelar di Kantor Pusat Kementerian Perhubungan (Kemenhub), Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengungkapkan pencapaian ini sebagai bagian dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Peningkatan Infrastruktur Transportasi
Budi Karya Sumadi menyatakan bahwa dalam sepuluh tahun terakhir, Kemenhub telah membangun dan merehabilitasi sebanyak 521 infrastruktur fisik di sektor transportasi. “Salah satu tantangan yang kita hadapi 10 tahun lalu adalah ketimpangan antar wilayah. Oleh karena itu, kami terus membangun infrastruktur sektor transportasi untuk meningkatkan konektivitas dan mobilitas masyarakat,” ujar Menhub.
Dalam rentang waktu tersebut, sebanyak 157 sektor transportasi darat telah dibangun dan direvitalisasi, diikuti dengan 193 sektor transportasi laut, 91 sektor transportasi udara, dan 80 sektor perkeretaapian. Proyek Strategis Nasional (PSN) seperti Bandara Nabire Baru, Kereta Cepat Jakarta-Bandung, dan Pelabuhan Patimban menjadi beberapa pencapaian penting dalam pembangunan infrastruktur.
Inovasi Transportasi Berbasis Teknologi
Menhub juga menyoroti perkembangan transportasi berbasis teknologi yang terus dilakukan, seperti hadirnya LRT Jabodebek dan Autonomous Rapid Transit (ART) IKN, kereta tanpa masinis. “Inovasi ini adalah langkah maju dalam meningkatkan efisiensi dan keamanan transportasi di Indonesia,” tambahnya.
Kemenhub tidak hanya fokus pada pembangunan fisik, tetapi juga berusaha meningkatkan pelayanan melalui penyederhanaan regulasi, kemudahan perizinan, serta digitalisasi layanan. Langkah-langkah ini bertujuan untuk menjadikan sektor transportasi lebih transparan dan akuntabel.
Layanan untuk Daerah Tertinggal dan Terpencil
Untuk mendukung konektivitas di daerah tertinggal, terpencil, terluar, dan perbatasan (3TP), Kemenhub menghadirkan layanan perintis seperti jembatan udara, tol laut, dan bus perintis. Rute jembatan udara yang diluncurkan sejak 2017 berhasil menurunkan harga barang antara 30% hingga 70%. Sementara itu, 10 rute kereta perintis telah dibuka untuk mempermudah aksesibilitas ke pusat-pusat kota besar.
Di sektor transportasi darat, terdapat 322 trayek perintis yang telah beroperasi, dengan pertumbuhan rata-rata 1,48% sejak 2014 hingga 2024. Sedangkan di sektor laut, sebanyak 39 trayek tol laut telah menghubungkan titik-titik di barat dan timur Indonesia.
Penguatan Transportasi Perkotaan
Kemenhub juga memperkuat transportasi perkotaan melalui penyediaan sarana dan prasarana transportasi umum massal. Layanan transportasi umum massal berbasis jalan dihadirkan melalui skema buy the service, sementara moda transportasi terkini seperti LRT, MRT, dan kereta cepat telah disediakan untuk mempermudah mobilitas masyarakat.
Menhub mendorong masyarakat untuk memanfaatkan layanan transportasi umum dan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi untuk menghindari kemacetan di wilayah perkotaan.
Pendanaan Kreatif untuk Pembangunan Transportasi
Dengan keterbatasan anggaran, Kemenhub mendorong pendanaan kreatif non-APBN melalui skema Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU). Program ini telah berhasil dilakukan pada proyek-proyek seperti Proving Ground Bekasi, Pelabuhan Patimban, dan Bandar Udara Dhoho Kediri.
Menhub berharap pembangunan infrastruktur transportasi yang telah dilakukan dapat berlanjut di masa pemerintahan selanjutnya, sehingga manfaatnya dapat dirasakan semakin besar oleh masyarakat. “Konektivitas yang baik akan membawa dampak positif bagi perekonomian dan kesejahteraan masyarakat,” tutup Menhub.
Tag:
- Konektivitas Transportasi,Infrastruktur Indonesia,Transportasi Umum,Teknologi Transportasi,Pembangunan Nasional
Sumber berita : kemenhub RI