Petinggi Perusahaan Animasi Diburu Sampai ke Hong Kong: Kasus Kekerasan dan Eksploitasi Karyawan Terkuak

Kabarejateng – Kasus dugaan kekerasan dan eksploitasi karyawan di Brandoville Studios, sebuah perusahaan game art dan animasi yang berlokasi di Menteng, Jakarta Pusat, terus berkembang. Pihak kepolisian sedang melakukan penyelidikan mendalam terhadap terduga pelaku, seorang wanita berinisial CL, yang dilaporkan telah melarikan diri ke Hong Kong.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Pusat, AKBP Muhammad Firdaus, mengonfirmasi bahwa pihaknya sedang melacak keberadaan CL. “Kami terus melakukan penyelidikan terkait kasus ini. Terakhir, yang bersangkutan diduga pergi dari Indonesia menuju Hong Kong,” ungkapnya pada konferensi pers, Selasa (1/10/2024).

Dugaan Kekerasan yang Menghebohkan

Kekerasan yang dialami oleh karyawan bernama CS ini diduga berlangsung sejak tahun 2022 hingga Agustus 2024. AKBP Firdaus menjelaskan bahwa berbagai bentuk kekerasan yang dialami CS termasuk kekerasan fisik, verbal, dan psikis. “Berdasarkan keterangan korban, kekerasan yang dialaminya terjadi di Brandoville Studios. Ini merupakan kasus yang serius dan membutuhkan perhatian penuh dari pihak berwenang,” katanya.

CS mengungkapkan bahwa ia mengalami tamparan di pipi, serta ancaman yang berulang selama dua tahun. “Korban mengalami kekerasan fisik berupa tamparan di pipi, ancaman, serta kekerasan verbal dan psikis,” jelas Firdaus. Hal ini menambah keprihatinan mengenai perlakuan terhadap karyawan di industri kreatif, yang sering kali terabaikan dalam konteks perlindungan hukum.

Kerja Sama Lintas Negara

Penyidik dari Polres Metro Jakarta Pusat kini bekerja sama dengan Divhubinter Polri untuk mengejar CL. “Kami berkoordinasi dengan berbagai pihak, termasuk Divhubinter Polri, untuk memburu terduga pelaku,” ujar Firdaus. Proses ekstradisi juga diharapkan dapat dilakukan jika terbukti bahwa CL berada di Hong Kong.

Kasus ini tidak hanya menjadi perhatian di tingkat nasional, tetapi juga menarik perhatian internasional. Banyak pihak, termasuk organisasi hak asasi manusia, mengawasi perkembangan penyelidikan ini. Mereka mendesak agar keadilan ditegakkan untuk semua karyawan yang mengalami kekerasan dan eksploitasi.

Dampak Sosial dan Kesadaran

Kejadian ini mengangkat isu penting mengenai perlindungan karyawan dalam industri kreatif. Banyak pekerja di sektor ini yang mungkin merasa terjebak dalam situasi serupa namun tidak memiliki saluran untuk melaporkan kekerasan atau eksploitasi yang mereka alami. Hal ini menunjukkan perlunya peningkatan kesadaran mengenai hak-hak karyawan dan pentingnya lingkungan kerja yang aman dan mendukung.

Pihak berwenang diharapkan dapat memberikan perlindungan lebih lanjut bagi pekerja di industri kreatif. Masyarakat juga didorong untuk lebih peka terhadap kasus-kasus serupa dan memberikan dukungan kepada korban agar berani melaporkan tindakan kekerasan yang mereka alami.

Menanti Tindakan Selanjutnya

Sementara penyelidikan terus berjalan, banyak yang berharap agar kasus ini dapat ditangani dengan cepat dan efektif. Masyarakat mendesak agar kepolisian dapat mengambil langkah tegas untuk memastikan bahwa keadilan dapat ditegakkan. “Kami berharap CL dapat segera ditangkap dan diadili atas tindakan kekerasan yang telah dilakukannya,” kata salah satu aktivis hak asasi manusia.

Pihak Brandoville Studios juga diharapkan untuk memberikan klarifikasi terkait situasi ini dan langkah-langkah yang akan diambil untuk mencegah kasus serupa terjadi di masa depan. Selain itu, mereka juga perlu memastikan keselamatan dan kesejahteraan karyawan yang tersisa.

Dengan perkembangan ini, masyarakat akan terus mengikuti dan mengawasi langkah-langkah yang diambil oleh kepolisian dan pihak berwenang. Keberanian CS untuk melaporkan kasus ini diharapkan dapat memberikan dorongan bagi korban lain untuk berbicara dan meminta keadilan.

Tags: kekerasan karyawan, Brandoville Studios, eksploitasi, CL Hong Kong, Polres Metro Jakarta Pusat, hak asasi manusia, industri kreatif, penganiayaan

Sumber berita : Mabes Polri