15 Oktober 2024

PGRI Kalimantan Barat Gelar Konferensi XXIII Masa Bakti 2024-2029

PGRI Kalimantan Barat Gelar Konferensi XXIII Masa Bakti 2024-2029

PGRI Kalimantan Barat sukses melaksanakan Konferensi XXIII di Gardenia Resort Kubu Raya, membahas tema "Transformasi PGRI Kalimantan Barat Menuju Indonesia Emas". Baca selengkapnya! sumber foto : pgri.or.id

Kabarejateng — Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Kalimantan Barat menggelar Konferensi XXIII masa bakti 2024-2029 di Gardenia Resort, Kubu Raya. Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari ini mengusung tema “Transformasi PGRI Kalimantan Barat Menuju Indonesia Emas,” yang mencerminkan komitmen PGRI dalam memajukan pendidikan di Indonesia.

Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!

Menekankan Kesejahteraan dan Kewajiban Guru

Ketua PGRI Kalimantan Barat, Muhamad Firdaus, dalam sambutannya menegaskan bahwa guru memiliki hak untuk mendapatkan kesejahteraan. Namun, ia juga mengingatkan bahwa guru tidak boleh melupakan kewajibannya. “Guru harus bertugas dengan baik sehingga melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas,” ujarnya.

Firdaus menambahkan bahwa konferensi ini bukan sekadar forum lomba, tetapi merupakan ajang silaturahmi akbar bagi pengurus PGRI. Ia menggarisbawahi pentingnya peran PGRI sebagai garda terdepan dalam kemajuan pendidikan di daerah dan sebagai mitra pemerintah daerah.

PGRI Sebagai Rumah Besar Guru

Ketua Pengurus Besar (PB) PGRI, Basyaruddin Thayib, dalam kesempatan yang sama menjelaskan bahwa PGRI adalah rumah besar bagi semua guru, pendidik, dan tenaga kependidikan. Ia menekankan bahwa sifat PGRI adalah unitaristik, independen, dan nonpartisan. “PGRI tegak lurus dengan pemerintah yang sah,” tegasnya.

Basyaruddin berharap melalui konferensi ini, akan lahir pemimpin dan pengurus yang amanah, sehingga organisasi dapat berfungsi dengan optimal dalam mencapai tujuan pendidikan nasional.

Komitmen Pemerintah Daerah

Harisson, penjabat gubernur Kalimantan Barat, juga memberikan sambutan dalam acara tersebut. Ia menjelaskan bahwa setiap laporan mengenai masalah yang dihadapi guru akan segera ditindaklanjuti. “Setiap mendapatkan laporan masalah guru, langsung dikirim ke Sekda dan Kadis, dan meminta segera diselesaikan,” ujarnya.

Gubernur juga mengingatkan bahwa sertifikasi guru penting, namun yang lebih penting adalah bagaimana guru dapat menyampaikan ilmu dengan cara yang menyenangkan. “Apa gunanya sertifikasi jika guru mengajar tidak menyenangkan? Guru harus menyenangkan sehingga ilmunya dapat diterima para siswa,” tambahnya.

Konferensi ini diharapkan dapat memberikan dorongan bagi semua anggota PGRI untuk terus berinovasi dan berkolaborasi demi menciptakan lingkungan pendidikan yang lebih baik. Transformasi dalam pendidikan bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga merupakan tanggung jawab bersama antara semua pemangku kepentingan, termasuk PGRI.

Sebagai penutup, kegiatan ini diharapkan dapat menjadi langkah awal menuju perbaikan dan peningkatan mutu pendidikan di Kalimantan Barat. Para guru diharapkan bisa menjadi agen perubahan dan turut berkontribusi dalam menciptakan “Indonesia Emas” melalui pendidikan yang berkualitas.

Tag: #PGRI, #KalimantanBarat, #KonferensiXXIII, #Guru ,#Pendidikan ,#Transformasi

 

Sumber berita : Pgri.or.id

About The Author