Wakil Wali Kota Semarang Tawarkan Inisiatif Pembangunan untuk Perkuat Identitas Toleransi dan Kebangsaan

Wakil Wali Kota Semarang, Iswar Aminuddin, mengikuti retreat di Magelang setelah menerima instruksi dari Megawati Soekarnoputri. Ia bergabung dengan Wali Kota Agustina Wilujeng yang sudah lebih dahulu berada di lokasi. foto : Pemkot Semarang
Kabarejateng.com, – Wakil Wali Kota Semarang, Iswar Aminudin, memiliki visi besar untuk mengembangkan kota Semarang sebagai pusat yang menggabungkan nasionalisme, religiusitas, dan toleransi. Salah satu langkah konkret yang akan diambil adalah membangun kawasan percontohan yang mengintegrasikan wisata, budaya, dan nilai-nilai kebangsaan. Fokus pembangunan akan terpusat di Kecamatan Genuk, melibatkan tiga titik penting, yaitu Kampung Pancasila Genuksari, Makam Kyai As’ad Kudu, dan Kampung Santri Ponpes Karangroto.
Thank you for reading this post, don't forget to subscribe!Dalam sambutannya di acara Karnaval Menjelang Ramadan dan Festival Budaya Kampung Santri serta Literasi yang diadakan pada Sabtu (22/2) di Lapangan Bangetayu, Iswar menjelaskan bahwa proyek ini bertujuan untuk memperkokoh identitas Semarang sebagai kota yang mengedepankan nilai-nilai kebangsaan dan keberagaman. Dengan membangun situs-situs bersejarah dan tempat yang mengusung semangat kebangsaan, Pemkot Semarang berharap bisa memperkuat persatuan dan harmoni antara berbagai kalangan di kota ini.
Makam Kyai As’ad Kudu, misalnya, bukan sekadar situs bersejarah, tetapi juga tempat yang memiliki nilai religi yang sangat tinggi bagi masyarakat Genuk. Kyai As’ad adalah sosok yang berjasa dalam penyebaran Islam di wilayah ini. Sementara itu, Kampung Pancasila Genuksari yang didirikan pada 2019 juga memainkan peran penting dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan dan toleransi di kalangan masyarakat, sesuai dengan semangat yang dibawa oleh Pemkot Semarang saat ini.
Kyai Ahmad Robani Albar, pendiri Kampung Pancasila, menyambut positif rencana pemerintah ini dan mengungkapkan bahwa nilai-nilai Pancasila dan keberagaman memang harus terus diperkuat. Ia juga menilai bahwa pengembangan wisata yang berbasis pluralisme di Semarang bisa meniru kesuksesan Provinsi Jawa Tengah, yang telah mengembangkan destinasi wisata berbasis agama dan kebhinekaan seperti Sam Poo Kong, Masjid Agung Jawa Tengah, dan Vihara Watugong.
Proyek pembangunan ini tidak hanya akan memberikan dampak positif bagi sektor wisata, tetapi juga diharapkan dapat meningkatkan perekonomian dan mempererat rasa kebersamaan antarwarga Semarang. Pembangunan ini juga menjadi contoh bagaimana semangat keberagaman dan toleransi dapat terwujud dalam kehidupan sehari-hari.
Dengan adanya kolaborasi yang kuat antara pemerintah, tokoh agama, dan masyarakat, Pemkot Semarang optimistis bahwa visi menjadikan kota ini sebagai pusat nasionalisme dan religiusitas dapat terwujud. Proyek ini juga diharapkan menjadi model bagi kota lain dalam mewujudkan kebhinekaan yang harmonis.
Sumber berita : BerlianMedia